Marhaban Ya Ramadhan 1441 H

Alhamdulillah, sore ini kita berada di penghujung bulan Sya’ban, atau lebih tepatnya 29 Sya’ban 1441 H. Biasanya para ahli rukyatul hilal akan menyambut ini dengan persiapan mengadakan pengamatan hilal 1 Ramadhan karena seperti kita ketahui bersama, dalam hitungan hijriyah bulan hanya berumur 29 atau 30 hari. Maka ketika tanggal 29 Sya’ban harus dilakukan rukyatul hilal karena berkenan dengan ibadah ummat islam yaitu mulainya puasa pada keesokan harinya dan ibadah lain yang menyertainya, khususnya sholat tarawih yang harus segera dilaksanakan. Begitu juga ketika tanggal 29 Ramadhan akan diadakan pengamatan hilal untuk 1 Syawal karena berkenan dengan berakhirnya puasa dan diperbolehkannya makan pada pagi harinya.

Di Indonesia ada 2 metode yang dipakai, yaitu hisab dan rukyatul hilal. Namun menurut saya, metode rukyatul hilal harus tetap dilakukan karena ini adalah perintah syari’at, sedangkan hisab atau prediksi merupakan ilmu pengetahuan untuk mendukung rukyatul hilal, dengan harapan proses rukyatul hilal lebih mudah. Dalam ilmu hisab, Indonesia khususnya Kemenag memakai metode imkan rukyat yang mengkompromikan metode hisab dan rukyatul hilal. Hehe, mungkin Indonesia pakai dasar negara Pancasila ya, jadi selalu ambil tengah-tengahnya, dulu waktu pendiri bangsa ini merumuskan Pancasila juga penuh kompromi. Okelah, itu biar jadi pembahasan para ahlinya. Saya hanya penghobi saja. Hehehe…

Nah, dunia astronomi seperti itu adalah salah satu hal yang menjadi kesenangan saya selain dunia pernebangan atau aviasi. Oleh karena itu ketika ada masalah seperti ini pasti menjadi daya tarik saya. Di laptop saya baik Windows maupun Ubuntu selalu terinstall software Stellarium. Sedangkan di smartphone saya selalu terinstall Daffmoon.

Baiklah, terkait kondisi saat ini, saya mencoba memperlihatkan hasil prediksi dari kedua aplikasi diatas, dimana aplikasi akan menghitung/mensimulasikan apakah maghrib nanti sudah masuk 1 ramadhan 1441H.

Dapat dilihat bahwa ketika matahari tenggalam pada jam 17:24 waktu Malang, Indonesia, posisi bulan sekitar 3 derajat lebih di atas ufuk barat. Menurut metode imkan rukyat posisi 3 derajat adalah posisi bulan yang memungkinkan untuk terlihat oleh mata manusia, meskipun “anak bulannya”, (kata Ipin Upin) sangat tipis, hampir tidak terlihat. Sehingga dari prediksi ini berarti nanti malam kita sudah bisa melaksanakan ibadah tarawih dan besok pagi mulai melaksanakan puasa.

Hasil simulasi dari aplikasi Daffmoon juga memperlihatkan hasil yang tidak jauh berbeda. Posisi bulan di atas 3 derajat di atas ufuk, ketika matahari tenggelam (sunset).

Semoga analisa sederhana ini bisa mencerahkan, kalau salah jangan dibulli, mohon sarannya aja, biar ilmu saya nambah… hehe… Paling aman adalah ikuti pengumuman dari pemerintah, karena mereka adalah yang memiliki hak untuk urusan ummat seperti ini… Marhaban ya Ramadhan, semoga kita diberikan kesehatan oleh Alloh agar bisa melaksanakan ibadah ramadhan dengan sebaik-baiknya, meskipun kita masih dalam kondisi prihatin Covid-19. tetap ikuti anjuran pemerintah. Semoga Alloh segera mengangkat wabah ini dari dunia ini.. Aamiin…

Tinggalkan Balasan